Rabu, 07 November 2012

Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Stagnan di 9.620


TEMPO.COJakarta - Penguatan di akhir transaksi hari ini mampu menahan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menguatnya mata uang Asia membuat tekanan dolar Amerika terhadap rupiah juga sedikit mengendur.

Alhasil, pada transaksi hari ini, Selasa, 6 November 2012, nilai tukar rupiah stagnan, sama seperti penutupan kemarin di level 9.620 per dolar AS. Mata uang lokal hari ini ditransaksikan dalam kisaran sempit antara 9.617 sampai 9.638 per dolar Amerika.

Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, mengungkapkan, masih adanya ketidakpastian di Eropa serta menjelang pemilihan Presiden Amerika membuat tekanan rupiah masih ada. “Meskipun sudah mulai terbatas,” ucapnya.

Yunani yang diperkirakan sulit menerima bantuan berikutnya karena tidak memenuhi persyaratan serta antisipasi pelaksanaan pemilihan presiden di Amerika membuat para pelaku pasar lebih memilih menahan diri untuk masuk ke pasar. Mereka lebih bersikap menunggu kepastian dari hasil pemilihan Presiden Amerika.

Dari faktor domestik, tidak banyak yang berubah. Inflasi tetap terkendali dan suku bunga acuan BI Rate kemungkinan akan tetap dipertahankan di level terendahnya, 5,75 persen. “Secara fundamental, kita masih oke,” kata Yohanes.

Masih adanya tekanan rupiah di pasar karena memang permintaan dolar Amerika di pasar domestik tetap tinggi. Sedangkan pasokannya agak berkurang seiring melambatnya kinerja ekspor. Dengan melemahnya dolar Amerika di kisaran 9.600 per dolar Amerika dalam dua bulan terakhir, diharapkan defisit transaksi berjalan Indonesia akan berkurang di triwulan ketiga dibandingkan triwulan sebelumnya.

Dolar Singapura sore ini ditutup menguat 0,08 persen, won Korea Selatan terapresiasi 0,19 persen, ringgit Malaysia naik 0,18 persen, serta baht Thailand menguat 0,1 persen terhadap dolar Amerika Serikat.

Indeks dolar Amerika terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini menguat tipis 0,046 poin ke level 80,795. Menguatnya yen Jepang membuat apresiasi dolar Amerika Serikat agak terbatas menjelang berlangsungnya pemilihan presiden hari ini.

PDAT | VIVA B. KUSNANDAR

Tidak ada komentar: