Jumat, 07 Desember 2012

BERAS MASIH JADI FAVORIT SEBAGAI MAKANAN POKOK


Kebutuhan masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok memang merupakan hal yang mendesak. Sekalipun beberaspa waktu yang lampau, pemerintah telah mencanangkan program untuk mengkonsumsi makanan pokok pengganti selain beras seperti jagung, ubi ,  dan sagu , tetapi sepertinya konsumsi nasi sebagai asupan karbohidrat masih dominan.
Orang masih beranggapan makanan yang terbuat dari jagung, ubi ataupun sagu adalah makanan tambahan(alternatif)  yang dimakan sebagai snack (makanan pelengkap) dan bukan sebagai makanan pokok pengganti.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, maka setiap daerah harus memiliki ketahanan pangan yang kuat guna menjawab ketersediaannya beras di pasar-pasar atau disimpan sebagai Persediaan oleh BULOG. 
Selain itu, tersedianya lahan yang cukup untuk menjadi lahan pembibitan dan penanaman padi, tersedianya bibit padi varietas unggul ditunjang dengan pemanfaatan teknologi pertanian secara efektif, efisien dan terintegrasi penting dilakukan.
Mengingat laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertambahan penduduk di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Itulah sebabnya pemerintah harus siap dan selalu mencermati tersedianya bahan pokok ini dan mengkritisi "supply chain" (arus pasokan) dari hulu ke hilir agar masyarakat terhindar dari ulah para tengkulak dan masyarakat dapat menikmati beras dengan harga yang terjangkau
Artikel berikut ini menggambarkan bagaimana Pemerintah Propinsi Jawa Tengah menjaga ketahanan pangannya hingga 7 bulan kedepan .

Semarang - Jawa Tengah sanggup mensuplai beras 16% untuk ketahanan pangan Indonesia.Hal ini didukung sebagian besar lahannya yang diperuntukkan bagi pertanian.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada saat pertemuan pembinaaan dan bimbingan teknis kewirausahaan sarjana membangun desa di wilayah Pemrov Jateng.
"Ketahan pangan Jateng 6,5% dari ketahanan pangan nasional 6,1%. Ketahanan pangan Jateng juga sudah dimulai 6,4 tahun terakhir." katanya, Jumat (7/12/2012).

Bibit mengaku ini hasil ini berdasarkan data dan laporan lurah Indonesia.Sehingga semua gudang beras penuh dan dapat memenuhi ketahan pangan Jawa Tengah untuk 7 bulan kedepan. "Bahkan sekarang (Desember) kita sedang menanam dan Maret sudah panen kembali" ucapnya.

Bibit menaruh harapan kepada pemerintah untuk turut terlibat dalam membangun desa. Keterlibatan pemerintah untuk memodernisasi alat-alat pertanian. "Modernisasi alat itu sangat ditunggu. Diharapkan 129 traktor mentan bisa direalisasi".
Berdasarkan catatan dari Perum Bulog Divre Jateng, Bulog telah berhasil meryerap beras 712.169 ton. Sementara prognosa beras 2012 sebesar 675 ribu ton. Artinya realisasi penyerapan beras mencapai 105% dari rencana penyerapan tahun ini. [ast]

Tidak ada komentar: